Minggu, 13 Oktober 2019

Pengenalan dasar algoritma


Dalam mempelajari Algoritma dan Pemrograman, pertama-pertama yang perlu dipahami adalah konsep-konsep dasar dari baik Algoritma maupun Pemrograman bahkan juga Program sebagai hasil dari pemrograman itu sendiri. Maka untuk itulah yang pertama kita akan singgung terlebih dulu adalah pengenalan definisi untuk Algoritma, pemrograman dan program.
Algoritma dapatlah didefinisikan dengan beberapa hal seperti berikut ini :
• Algoritma merupakan pola pikir yang terstruktur yang berisi tahap-tahap penyelesaian masalah.

• Algoritma adalah urutan logis pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah.
• Algoritma berupa urutan langkah berhingga untuk memecahkan masalah logika dan matematika


Kemudian pemrograman sendiri secara definitif dapat dikatakan sebagai proses mengimplementasikan urutan langkah untuk menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan suatu bahasa pemrograman. Dalam hal ini Bahasa Pemrograman merupakan prosedur / tata cara penulisan program
 Sedangkan program adalah kata, ekspresi, pernyataan atau kombinasi yang disusun dan dirangkai menjadi satu kesatuan prosedur yang berupa urutan langkah untuk menyelesaikan masalah yang diimplementasikan dengan menggunakan bahasa Pemrograman sehingga dapat dieksekusi oleh komputer.
Adapun definisi-definisi tentang Algoritma, pemrograman dan program tersebut dapatlah lebih jelas dipahami dengan mengenal hubungan antara Algoritma, pemrograman dan program itu sendiri.


Peralatan-peralatan yang terdapat pada seperangkat komputer terbagi dalam beberapa kelompok peralatan seperti berikut ini :
1. Input Device : keyboard, scanner, kamera digital, mouse, joystick dll
2. Processing Device : CPU
3. Output Device : monitor, viewer, printer, tv dll
4. Storage Device : harddisk, flashdisk, memory card/chip dll
Sedangkan siklus pengolahan sistem komputer yang tergambar dalam diagram di atas dapatlah dijelaskan sebagai berikut :
Siklus pengolahan pada sistem komputer dimulai dari Input Device yang membawa bahan berupa data yang akan dikirim ke processing device untuk diolah. Dalam processing device pengolahan data yang terjadi dapat dikirim ke storage device sebagai backup/arsip ataupun dari storage device, data dapat dikirimkan kembali sebagai bahan yang akan diolah kembali di dalam processing device. Dari pengolahan data yang terjadi di processing device ini kemudian dapat dikirimkan ke output device sebagai informasi atau hasil dari pengolahan data.
Adapun pengertian atau definisi tentang Data dan Informasi itu adalah seperti berikut ini :
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupunsuatu konsep.
Informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah model, formasi, organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya. Dalam hal ini, data bisa dianggap sebagai obyek dan informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi penerimanya. Informasi juga bisa disebut sebagai hasil pengolahan ataupun pemrosesan data.


elemen-elemen bagian-bagian pengolahan data pada sistem komputer



 Processing :
Tahap ini merupakan proses pengolahan dari data yang sudah dimasukkan yang dilakukan oleh alat pemroses (processing device), yang dapat berupa proses menghitung, membandingkan, mengklasifikasikan, mengurutkan, mengendalikan atau mencari di storage
 Output :
Tahap ini merupakan proses menghasilkan output dari hasil pengolahan data ke alat output (output device) yaitu berupa informasi.
 Distribution :
Tahap ini merupakan proses dari distribusi output kepada pihak yang berhak dan membutuhkan informasi.
 Storage :
Tahap ini merupakan proses perekaman hasil pengolahan ke simpanan luar (storage). Hasil dari pengolahan yang disimpan di storage dapat dipergunakan sebagai bahan input untuk proses selanjutnya
Siklus Pengolahan data dalam sistem komputer berbentuk dasar dimulai dari proses menginput data dilanjutkan dengan tahap memproses data itu sendiri sehingga menjadi tahap output. Sedangkan siklus pengolahan data yang telah dikembangkan dimulai dari tahap origination kemudian dilanjutkan ke tahap input data. Dari tahap input data diteruskan ke tahap processing. Pada tahap processing ini, akan bekerja sama dengan tahap storage baik untuk penyimpanan data maupun untuk mengakses dari tahap storage. Dari tahap processing dilanjutkan ke tahap output dan kemudian dapat juga dilanjutkan kembali ke tahap distribution.
Dengan mengacu pada siklus pengolahan (perangkat keras) sistem komputer dan siklus pengolahan data pada sistem komputer inilah, apabila akan menjalankan pemrograman, khususnya di sini adalah pemrograman terstruktur, maka algoritma yang dibuat disesuaikan dengan siklus pengolahan sistem komputer di atas, baik itu secara perangkat keras maupun siklus pengolahan datanya. Dalam hal ini penyesuaian tersebut terletak pada saat membuat bagian-bagian dalam algoritma, yang hendaknya mengacu pada elemen-elemen dan siklus pengolahan data dan sistem komputer tersebut.










Sabtu, 12 Oktober 2019

ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN

Jika seseorang ingin mengirim surat kepada
kenalannya di tempat lain, langkah yang harus
dilakukan adalah:
Langkah :
1. Menulis surat
2. Surat dimasukkan ke dalam amplop tertutup
3. Amplop dikasih alamat penerima dan pengirim
4. Amplop ditempeli perangko secukupnya.
5. Pergi ke Kantor Pos terdekat untuk mengirimkannya
Definisi :
1. Urutan langkah-langkah untuk memecahkan masalah
yang disusun secara sistematis dan logis.
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Algoritma adalah urutan logis pengambilan putusan untuk
pemecahan masalah.
Algoritma dibutuhkan untuk memerintah komputer
mengambil langkah-langkah tertentu dalam menyelesaikan
masalah.
Definisi
1. Kumpulan instruksi-instruksi tersendiri yang
biasanya disebut source code yang dibuat oleh
programmer (pembuat program).
2. Program : Realisasi dari Algoritma.
Program = Algoritma + Bahasa
1. Pembuatan atau penulisan algoritma tidak
tergantung pada bahasa pemrograman manapun.
2. Notasi algoritma dapat diterjemahkan ke dalam
berbagai bahasa pemrograman.
3. Apapun bahasa pemrogramannya, output yang
akan dikeluarkan sama karena algoritmanya
sama.


SYARAT ALGORITMA YANG BAIK

Tingkat kepercayaannya tinggi (realibility)
Hasil yang diperoleh dari proses harus berakurasi tinggi
dan benar.
2. Pemrosesan yang efisien (cost rendah)
Proses harus diselesaikan secepat mungkin dan
frekuensi kalkulasi yang sependek mungkin
3. Sifatnya general
Bukan sesuatu yang hanya untuk menyelesaikan satu
kasus saja, tapi juga untuk kasus lain yang lebih
general.



PERULANGAN ALGORITMA

Penerapan Algoritma Viola Jones Pada Deteksi Wajah

ABSTRAK Penelitian ini berisikan tentang suatu sistem deteksi wajah pada manusia dengan menggunakan metode ViolaJones. Data yang digunakan pada penelitian ini berupa sampelgambar yang diambil dari internet secara acak sebanyak 30 citra yang terdiri atas 22 citra manusia dan 8 citra hewan.Dimensi sampel citra berukuran paling kecil adalah 219x285pixel dan dimensi yang paling besar adalah 1536x2048 pixel. Metode Viola-Jones relatif mendapatkan hasil yang cepat, akurat, dan efisien dalam melakukan deteksi wajah pada gambar. Metode ViolaJones merupakan algoritma yangpaling banyak digunakan untuk mendeteksi wajah. Metode ini terdiri atas tiga komponen penting yaitu integral imagedigunakan untuk menentukan ada atau tidaknya fitur Haar tertentu pada sebuah gambar, metode AdaBoost machinelearning yang digunakan untuk untuk memilih fitur Haar yang spesifik yang akan digunakan serta untuk mengatur nilaiambangnya (threshold), dan cascade classifier sebagai pengklasifikasi akhir untuk menentukan daerah wajah padagambar dari metode ini. Urutan filter pada cascade ditentukan oleh bobot yang diberikan AdaBoost. Filter dengan bobotpaling besar diletakkan pada proses pertama kali dengan tujuan untuk menghapus daerah gambar bukan wajah secepatmungkin. Dalam penelitian ini ditampilkan gambar-gambar yang terdeteksi sebagai wajah dan tidak terdeteksi sebagaiwajah. Hasil penelitian ini mendapatkan nilai akurasi sistem deteksi wajah sebesar 90,9%. Hasil lain yang didapatkanadalah posisi wajah yang tegak/tidak tegak menentukan keberhasilan deteksi wajah tersebut. Keywords— Gambar , Wajah, Deteksi wajah, Viola-Jones. 1. Pendahuluan Secara umum untuk manusia, wajah merupakan ukuran yang paling mudah dan sederhana untuk menentukan identitas individu yang satu dengan yang lainnya.Karena otak manusia mempunyai keistimewaan dalam hal mengingat dan membedakan wajah setiap individu yang dilihatnya, maka manusia mampu untuk membedakan mana yang dikenal dan mana yang tidak dikenal.Hal inilah yang melatar belakangi pembuatan suatu system yang secara automatis mampu membedakan identitas individu secara akurat berdasarkan tampilandari wajah individu yang bersangkutan. Sistem ini dikenal dengan nama face recognition system. Pada sistem seperti ini citra yang di dapat umumnya hanya berisi satu wajah dan memiliki latar belakang seragam dan kondisi pencahayaan yang telah diatur sebelumnya sehinggadeteksi wajah dapat dilakukan dengan lebih mudah Deteksi wajah pada manusia menjadi sangat penting dalam perkembangan ilmu pengolahan citra digital.Penelitian tersebut telah banyak dilakukan dengan kelebihan dan kekurangannya.Dari sebuah wajah banyak informasi fitur yang dapat dibaca, misalnya mata, hidung, dan mulut. Karena alasan ini, maka metode pendeteksian wajah adalah untuk menentukan ”ya” atau “tidak” adanya wajah dalam sebuah gambar. Dalam kasus penentuan lokasi wajah, tujuanya adalah untuk mendeteksi letak posisi dari fitur wajah manusia misalnya mata, hidung, dan mulut dengan menggunakan metode pendeteksian wajah.Pada umumnya pendeteksian wajah hanya dilakukan dengan satu objek wajah.Di dalam tugas akhir ini, saya berusaha menyajikan suatau sistem pendeteksi wajah yang dapat mendeteksi beberapa wajah secara bersamaan dengan menggunakan metode viola jones. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deteksi Wajah Deteksi wajah dapat dipandang sebagai masalah klasifikasi pola dimana inputnya adalah citra masukan dan akan ditentukan output yang berupa label kelas dari citra tersebut. Dalam hal ini terdapat dua label, yaitu wajah dan non-wajah. Teknik-teknik pengenalan wajah yang dilakukan selama ini banyak yang menggunakan asumsi bahwa data wajah yang tersedia memiliki ukuran yang sama dan latar belakang yang seragam. Didunia nyata, asumsi ini tidak selalu berlaku karena wajah dapat muncul dengan berbagai macam ukuran dan posisi di dalam citra dan dengan latar belakang yang bervariasi. Pendeteksian wajah (face detection) adalah salah satu tahap awal yang sangat penting sebelum dilakukan proses pengenalan wajah (face recognition). Bidang –bidang penelitian yang berkaitan dengan pemrosesan wajah ( face processing) adalah (S, Nugroho, 2004) Pengenalan wajah (face recognition) yaitu membandingkan citra wajah masukan dengan suatu database wajah dan menemukan wajah yang paling cocok dengan citra masukan tersebut..Autentikasi wajah (face authentication) yaitu menguji keaslian/kesamaan suatu wajah dengan data wajah yang telah diinputkan sebelumnya.Lokalisasi wajah (face localization) yaitu pendeteksian wajah namun dengan asumsi hanya ada satu wajah di dalam citra.Penjejakan wajah (face tracking) yaitu memperkirakan lokasi suatu wajah di dalam video secara real time.Pengenalan ekspresi wajah (facial expression recognition) untuk mengenali kondisi emosi manusia. Tantangan yang dihadapi pada masalah deteksi wajah disebabkan oleh adanya faktor-faktor berikut:Posisi wajah. Posisi wajah di dalam citra dapa tbervariasi karena posisinya bisa tegak, miring,menoleh, atau dilihat dari samping.Komponen-komponen pada wajah yang bisa ada atau tidak ada, misalnya kumis, jenggot, dan kacamata.Ekspresi wajah. Penampilan wajah sangat dipengaruhi oleh ekspresi wajah seseorang,misalnya tersenyum, tertawa, sedih, berbicara,dan sebagainya. Terhalang objek lain. Citra wajah dapat terhalangi sebagian oleh objek atau wajah lain,misalnya pada citra berisi sekelompok orang. Kondisi pengambilan citra. Citrayang diperoleh sangat dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti intensitas cahaya ruangan, arah sumber cahaya,dan karakteristik sensor dan lensa kamera. 2.2Deteksi Wajah Viola-Jones Prosedur deteksi wajah Viola-Jones mengklasifikasikan gambar berdasarkan pada nilai fitur sederhana.Terdapat banyak alasan untuk menggunakan fitur daripada piksel secara langsung.Alasan yang paling umum adalah bahwa fitur dapat digunakan untuk mengkodekan pengetahuan domain ad-hoc yang sulit dalam pembelajaran terhadap data latih yang terbatas jumlahnya.Alasan penting kedua untuk menggunakan fitur adalah sistem fitur berbasis operasi jauh lebih cepat daripada sistem berbasis pixel.Klasifikasi gambar dilakukan berdasarkan nilai dari sebuah fitur.Penggunaan fitur dilakukan karena pemrosesan fitur berlangsung lebih cepat dibandingkan pemrosesan citra perpiksel. Terdapat tiga jenis fitur berdasarkan jumlah persegi panjang yang terdapat di dalamnya, seperti yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 2.1Jenis fitur gambar Pada Gambar 2.1 menggambarkan bahwa fitur (a) dan (b) terdiri dari dua persegi panjang, sedangkan fitur (c) terdiri dari tiga persegi panjang dan fitur (d) empat persegi panjang. Cara menghitung nilai dari fitur ini adalah mengurangkan nilai piksel pada area putih dengan piksel pada area hitam. Untuk mempermudah proses penghitungan nilai fitur, algoritma Viola-Jones menggunakan sebuah media berupa Integral Image. Integral Imageadalah sebuah citra yang nilai tiap pikselnyamerupakan penjumlahan dari nilai piksel kiri atas hingga kanan bawah. Contoh integral image dapat dilihat pada Gambar 2.2 : Gambar 2.2 Perhitungan integral image Untuk menentukan nilai rata-rata piksel pada area segiempat (daerah yang diarsir) dapat dilakukan hanya dengan membagi nilai pada (x,y) oleh area segiempat. Gambar 2.3 menggambarkan perhitungan integral salah satu area segiempat. Gambar 2.3 Integral image Dengan menggunakan integral image dapat mengetahui nilai piksel untuk beberapa segiempat yang ini misalkan, seperti segiempat D pada Gambar 2.3 di atas dapat dilakukan dengan cara menggabungkan jumlah pikselpada area segiempat A+B+C+D, dikurangi jumlah dalam segiempat A+B dan A+C, ditambah jumlah piksel di dalam A. Dengan A+B+C+D adalah nilai dari integral image pada lokasi 4, A+B adalah nilai pada lokasi 2, A+C adalah nilai pada lokasi 3, dan A pada lokasi 1. Sehingga hasil dari D dapat dikomputasikan D = (A+B+C+D)- (A+B)- (A+C)+A. Untuk memilih fitur yang spesifik yang akan digunakan dan untuk mengatur nilai ambangnya (threshold), Viola dan Jones menggunakan sebuah metode machine learning yang disebut AdaBoost. AdaBoost menggabungkan banyak classifier lemah untuk membuat sebuah classifier kuat. Lemah disini berarti urutan filter pada classifier hanya mendapatkan jawaban benar lebih sedikit. Jika keseluruhan classifier lemah digabungkan maka akan menjadi classifier yang lebih kuat. AdaBoost memilih sejumlah classifier lemah untuk disatukan dan menambahkan bobot pada setiap classifier, sehingga akan menjadi classifier yang kuat. ViolaJones menggabungkan beberapa AdaBoost classifier sebagai rangkaian filter yang cukup efisien untuk menggolongkan daerah image. Masing-masing filter adalah satu AdaBoost classifier terpisah yang terdiri classifier lemah atau satu filter fitur. Karakteristik dari algoritma Viola-Jones adalah adanya klasifikasi bertingkat.Klasifikasi pada algoritma ini terdiri dari tiga tingkatan dimana tiap tingkatan mengeluarkan subcitra yang diyakini bukan wajah.Hal ini dilakukan karena lebih mudah untuk menilai subcitra tersebut bukan wajah ketimbang menilai apakah subcitra tersebut berisi wajah.Gambar 2.4 menggambarkan bentuk alur kerja dari klasifikasi bertingkat. Gambar 2.4 Alur klasifikasi bertingkat Pada klasifikasi tingkat pertama, tiap subcitra akan diklasifikasi menggunakan satu fitur. Hasil dari klasifikasi pertama ini berupa T (True) untuk gambar yang memenuhi fitur Haar tertentu dan F (False) bila tidak. Klasifikasi ini kira-kira akan menyisakan 50% subcitra untuk diklasifikasi di tahap kedua. Hasil dari klasifikasi kedua berupa T (True) untuk gambar yang memenuhi proses integral image dan F (False) bila tidak. Seiring dengan bertambahnya tingkatan klasifikasi, maka diperlukan syarat yang lebih spesifik sehingga fitur yang digunakan menjadi lebih banyak. Jumlah subcitra yang lolos klasifikasi pun akan berkurang hingga mencapai jumlah sekitar 2%. Hasil dari klasifikasi terakhir berupa T (True) untuk gambar yang memenuhi proses AdaBoost dan F (False) bila tidak. 3. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan untuk mendeteksi wajah dengan menggunakan metode Violajones meliputi studi pustaka, analisis metode, perancangan sistem, implementasi, pengujian dan dokumentasi. Gambar 3.1 Alur Metodologi penelitian Gambar diatas merupakan alur metodologi penelitian viola jones dan meliputi beberapa tahapan sebagai berikut: 3.1 Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku literature, artikel-artikel dan jurnal-jurnal yang berhubungan dengan pendeteksian citra wajah, pembelajaran ini dilakukan untuk mendapatkan solusi yang bertujuan untuk mempelajari masalah-masalah yang ada dalam pendeteksian citra wajah 3.2 Analisis Metode yang Digunakan Analisis metode yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian antara lain : 1. Analisis metode yang digunakan dalam pemecahan masalah pendeteksian citra wajah. 2. Analisis penggunaan metode Viola Jonesuntuk melakukan pendeteksian citra wajah. 3.3 Antarmuka (GUI) Perancangan sistem dilakukan setelah analisis selesai dilakukan agar perancangan dapat dengan mudah digunakan.Berikut contoh tampilan antarmuka yang akan di implementasikan : Studi Pustaka Analisis Metode yang digunakan Antarmuka Implementasi Pengujian Analisa Gambar 3.2 Rancangan Perangkat Lunak Keterangan 1. Ambil Gambar Adalah fasilitas untuk memasukkan gambar yang akan dideteksi wajahnya yang ada di gallery komputer. 2. Gambar asli Adalah tempat untuk menampilkan sebuah gambar yang telah di ambil dari tombol insert 3. Proses Adalah tombol yang digunakan untuk memproses gambar asli yang telah di inputkan 4. Hasil deteksi Adalah tempat untuk menempatkan hasil dari proses deteksi wajah yang di tandai dengan kotak persegi yang lebih kecil dari pada gambar. 5. Keluar Adalah tombol untuk keluar dari program aplikasi deteksi wajah 6. Hasil Adalah Tempat untuk menampilkan Jumlah wajah yang terdeteksi dalam sebuah gambar 3.3 Implementasi Langkah selanjutnya yaitu implementasi yang berarti proses pelaksanaan pembuatan aplikasi dimana akan menerapkan metode ke dalam sistem.Berikut dibawah ini menggambarkan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses pendeteksian wajah menggunakan metode Viola Jones: Gambar Wajah/bukan wajah Gambar 3.3 Desain Sistem Deteksi Wajah Berikut ini merupakan penjelasan dari tahapantahapan yang ada dalamProses pendeteksian wajah pada metode viola jones: a. Menentukan fitur wajah Metode Viola Jones menggunakan data latih dari citra-citra yang kurang tajam sebagai bagian dari proses pengklasifikasian citra. Klasifikasi citra dilakukan berdasarkan nilai dari sebuah fitur. b. Citra Integral Untuk memudahkan proses perhitungan nilai dari setiap fitur Haar pada setiap lokasi gambar digunakan teknik yang disebut citra integral. Secara umum integral mempunyai makna menambahkan bobot, bobot merupakan nilai-nilai piksel yang akan ditambahkan ke dalam gambar asli . c. Algoritma AdaBoost Algoritma AdaBoost mengkombinasikan banyak citra-citra yang kurang tajam (weak classifiers) untuk menjadi citra-citra yang lebih tajam (strong classifiers) dengan memberi bobot kepada citra weak classifiers d. Menentukan ambang batas Untuk mencari nilai perbedaan antara nilai fitur yang telah didapatkan . e. Memberikan bobot kepada weak classifier Menggabungkan banyak classifier yang lemah untuk membuat classifier yang lebih kuat. Lemah disini berarti urutan filter pada classifier hanya mendapatkan jawaban benar lebih sedikit. f. Filter nilai citra Filter pada masing-masing level mengklarifikasi citra yang sebelumnya telah di filter. Jika salah satu filter tersebut gagal, daerah pada citra diklarifikasikan sebagai bukan wajah 3.4Pengujian Dalam skenario pengujian aplikasi deteksi wajah menggunakan metode viola jones terdapat beberapa langkah sebagai berikut : a. Data set yang digunakan. Gambar manusia dengan format file gambar jpeg dan di ambil secara acak dari internet, rata-rata wajah menghadap kedepan berjumlah 50 data gambar dan dalam setiap gambar terdiri dari 1-5 wajah. B .Segmentasi warna kulit Dalam proses pendeteksian warna kulit, setiap piksel digolongkan sebagai “warna kulit” maupun “bukan warna kulit” dengan membuang sebanyak mungkin citra yang diindikasikan sebagai wilayah yang bukan wajah. c. Segmentasi gambar Proses segmentasi merupakan proses identifikasi dan pemisahan gambar wajah yang merupakan Fitur haar Integral Machine learning AdaBost Cascade classifier gambar abu-abu dengan gambar latar. Untuk memisahkan gambar wajah dengan gambar latar digunakan teknik thresholding.Teknik thresholding digunakan untuk memecah bagianbagian gambar yang berupa karakter abjad dengan karakter grafis. Proses ini biasa disebut sebagai teknik binerisasi yang mengubah

IMPLEMENTASI DETEKSI TEPI UNTUK MENDETEKSI KERETAKAN TULANG ORANG LANJUT USIA (MANULA) PADA CITRA RONTGEN DENGAN OPERATOR SOBEL

Abstract


Citra digital sekarang ini sangat bermanfaat dalam segala bidang, citra digital dibutuhkan oleh pengguna untuk analisis dan mengambil keputusan. Berbagai analisis citra digunakan untuk menghasilkan citra keluaran sesuai dengan kebutuhan.  Penggunaan filter pada citra masukan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menghasilkan citra keluaran sesuai kebutuhan. Pada penelitian ini membuat aplikasi pengolahan citra menggunakan filter Sobel dan Prewitt. Filter Sobel dan Prewitt untuk menghasilkan tepi pada citra. Deteksi tepi pada citra bisa diimplementasikan pada bidang medis, seperti analisis keretakan pada tulang. Keretakan pada tulang menciptakan tepi, bagian yang retak diperkuat dengan filter Sobel dan Prewitt. Yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: studi pustaka, penerapan filter Sobel dan Prewitt. Selanjutnya melakukan analisis dan desain aplikasi pengolahan citra dengan filter sobel dan prewitt.  Pada penelitian ini menggunakan filter Sobel dan Prewitt untuk memperkuat tepi pada citra masukan. Dengan menggunakan dua fiter ini sudah bisa menampilkan tepi pada citra untuk analisis oleh pengguna.

Kata Kunci: Citra, Citra Digital, Filter Sobel, Filter Prewitt, Tepi

Full Text:

PDF

References


Adlakha, D., Adlakha, D., and Tanwar, R., 2016. Analytical Comparison between Sobel and Prewitt Edge Detection Techniques, International Journal of Scientific & Engineering Research, Volume 7, Issue 1.
Bhat, Muzamil., 2014. Digital Image Processing, International Journal of Scientific & Technology Research Volume 3, Issue 1.
Basuki, Achmad., Palandi, Jozua F., 2005. Pengolahan Citra Digital Dengan Visual Basic, Graha Ilmu, Jakarta.
Fadlisyah., Taufiq., Zulfikar., Fauzan., 2008. Pengolahan Menggunakan Delphi, Graha Ilmu, Jakarta.
Kadir., Taufiq., Zulfikar., Fauzan., 2008. Pengolahan Menggunakan Delphi, Graha Ilmu, Jakarta.
Kavita., Saroha, Ritika., Bala, Rajani., Siwach, Sunita., 2013. Review paper on Overview of Image Processing and Image Segmentation, International Journal of Research In Computer Applications And Robotics, Vol.1 Issue.7, hal: 1-13.
Madenda, Sarifudin., 2015. Pengolahan Citra & Video Digital Teori, Aplikasi, dan Pemorgraman Menggunakan Matlab, Erlangga, Jakarta.
Munir, Renaldi., 2004. Pengolahan Citra Digital Dengan Pendekatan Aloritmik, Penerbit Informatika, Bandung.
Mulyana, Teady.M.S., 2017, Efek High Pass Filtering Dengan Koefesien Nol Pada Citra Biner, Jurnal Muara, Sains, Teknologi, Kedokteran, dan Ilmu Kesehatan, Vol 1, No. 1, hal 75-83.
Srishti P, Verma, T., Prashant, 2016. Hybrid Filter of Sobel And Prewitt, International Journal of Latest Research in Engineering and Technology (IJLRET).
Tania, Sheikh., and Rowaida, Raghad, 2016. A Comparative Study of Various Image Filtering Techniques for Removing Various Noisy Pixels in Aerial Image, International Journal of Signal Processing, Image Processing and Pattern Recognition Vol.9, No.3, hal.113-124.
Supurwoko., Sarwanto., 2010. Deteksi Sisi Citra Tomografi Sinar-X Menggunakan Operator Laplace, Seminar Nasional Biologi FKIP UNS, hal 213-219.
Patidar, Pawan Kumar., Lalit., Singh, Baldev., Bagaria, Gaurav., 2014. Image Filtering using Linear and Non Linear Filter for Gaussian Noise, International Journal of Computer Applications, Volume 93 – No.8, hal 29-34.
Putra, Darma., 2010. Pengolahan Citra Digital, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Pengantar Pengolahan Citra

Data atau informasi tidak hanya disajikan dalam bentuk teks, tetapi juga dapat berupa gambar, audio (bunyi, suara, musik), dan video. Keempat macam data atau informasi ini sering disebut multimedia. Era teknologi informasi saat ini tidak dapat dipisahkan dari multimedia. Situs web (website) di Internet dibuat semenarik mungkin dengan menyertakan visualisasi berupa gambar atau video yang dapat diputar. Beberapa waktu lalu istilah SMS (Short Message Service) begitu populer bagi pengguna telepon genggam (handphone atau HP). Tetapi, saat ini orang tidak hanya dapat mengirim pesan dalam bentuk teks, tetapi juga dapat mengirim pesan berupa gambar maupun video, yang dikenal dengan layanan MMS (Multimedia Message Service). Citra (image) 1 –istilah lain untuk gambar– sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh data teks, yaitu citra kaya dengan informasi. Ada sebuah peribahasa yang berbunyi “sebuah gambar bermakna lebih dari seribu kata” (a picture is more than a thousand words). Maksudnya tentu sebuah gambar dapat memberikan informasi yang lebih banyak daripada informasi tersebut disajikan dalam bentuk kata-kata (tekstual). Bab pertama ini berisi pembahasan mengenai citra dan pengolahannya. Selain itu, di dalam bab ini dipaparkan pula bidang-bidang yang berkaitan dengan pengolahan citra, seperti grafika komputer dan pengenalan pola. 1 Di dalam buku ini, kata “gambar” dan “citra” digunakan secara bergantian, namun keduanya mengacu pada objek yang sama. Kata “citra” akan lebih banyak digunakan pada materi yang berkaitan dengan konseptual dan teknis, sementara kata “gambar” digunakan jika mengacu pada objek yang dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari. D 2 Pengolahan Citra Digital 1.1 Citra Secara harafiah, citra (image) adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). citra seorang gadis model yang bernama Lena, dan gambar di sebelah kanannya adalah citra kapal di sebuah pelabuhan. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus (continue) dari intensitas cahaya pada bidang dwimatra. Sumber cahaya menerangi objek, objek memantulkan kembali sebagian dari berkas cahaya tersebut. Pantulan cahaya ini ditangkap oleh oleh alat-alat optik, misalnya mata pada manusia, kamera, pemindai (scanner), dan sebagainya, sehingga bayangan objek yang disebut citra tersebut terekam. Citra sebagai keluaran dari suatu sistem perekaman data dapat bersifat [MUR92]: 1. optik berupa foto, 2. analog berupa sinyal video seperti gambar pada monitor televisi, 3. digital yang dapat langsung disimpan pada suatu pita magnetik. Citra yang dimaksudkan di dalam keseluruhan isi buku ini adalah “citra diam” (still images). Citra diam adalah citra tunggal yang tidak bergerak. Gambar 1.1 adalah dua buah citra diam. Untuk selanjutnya, citra diam kita sebut citra saja. (a) Lena (b) Kapal Gambar 1.1 Citra Lena dan citra kapal Citra bergerak (moving images) adalah rangkaian citra diam yang ditampilkan secara beruntun (sekuensial) sehingga memberi kesan pada mata kita sebagai gambar yang bergerak. Setiap citra di dalam rangkaian itu disebut frame. Gambar-gambar yang tampak pada film layar lebar atau televisi pada hakikatnya terdiri atas ratusan sampai ribuan frame Definisi Pengolahan Citra Meskipun sebuah citra kaya informasi, namun seringkali citra yang kita miliki mengalami penurunan mutu (degradasi), misalnya mengandung cacat atau derau (noise), warnanya terlalu kontras, kurang tajam, kabur (blurring), dan sebagainya. Tentu saja citra semacam ini menjadi lebih sulit diinterpretasi karena informasi yang disampaikan oleh citra tersebut menjadi berkurang. Agar citra yang mengalami gangguan mudah diinterpretasi (baik oleh manusia maupun mesin), maka citra tersebut perlu dimanipulasi menjadi citra lain yang kualitasnya lebih baik. Bidang studi yang menyangkut hal ini adalah pengolahan citra (image processing). Pengolahan citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan komputer, menjadi citra yang kualitasnya lebih baik. Sebagai contoh, citra burung nuri pada Gambar 1.2 (a) tampak agak gelap, lalu dengan operasi pengolahan citra kontrasnya diperbaiki sehingga menjadi lebih terang dan tajam (b). Umumnya, operasi-operasi pada pengolahan citra diterapkan pada citra bila [JAI89]: 1. perbaikan atau memodifikasi citra perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas penampakan atau untuk menonjolkan beberapa aspek informasi yang terkandung di dalam citra, 2. elemen di dalam citra perlu dikelompokkan, dicocokkan, atau diukur, 3. sebagian citra perlu digabung dengan bagian citra yang lain. Di dalam bidang komputer, sebenarnya ada tiga bidang studi yang berkaitan dengan data citra, namun tujuan ketiganya berbeda, yaitu: 1. Grafika Komputer (computer graphics). 2. Pengolahan Citra (image processing). 3. Pengenalan Pola (pattern recognition/image interpretation). Grafika Komputer bertujuan menghasilkan citra (lebih tepat disebut grafik atau picture) dengan primitif-primitif geometri seperti garis, lingkaran, dan sebagainya. Primitif-primitif geometri tersebut memerlukan data deskriptif untuk melukis elemen-elemen gambar. Contoh data deskriptif adalah koordinat titik, panjang garis, jari-jari lingkaran, tebal garis, warna, dan sebagainya. Grafika komputer memainkan peranan penting dalam visualisasi dan virtual reality. Pengolahan Citra bertujuan memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau mesin (dalam hal ini komputer). Teknik-teknik pengolahan citra mentransformasikan citra menjadi citra lain. Jadi, masukannya adalah citra dan keluarannya juga citra, namun citra keluaran mempunyai kualitas lebih baik daripada citra masukan. Termasuk ke dalam bidang ini juga adalah pemampatan citra (image compression).

Selasa, 24 September 2019

MAKALAH AGAMA ISLAM SUMBER SUMBER AJARAN ISLAM


MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM





SUMBER HUKUM AJARAN ISLAM  


DIPRESENTASIKAN
PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DOSEN PEMBIMBING : D
                                                                                                                   


http://educipta.com/wp-content/uploads/2016/02/Univ-MHThamrin.png
DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:
               1.       
            2.  
3. 
PRODI FAKULTAS TEKNIK KOMPUTER
UNIVERSITAS 


Bab 1
PENDAHULUAN
                                  Alhamdulillah, was sholatu was salamu  ala rasulillah , wa ala alihi wa shahbihi waman tabi’a hudah.....
         Ada 4 sumber hukum ajaran islam yang wajib diikuti  oleh setiap muslim , Yakni Al-Quran , hadits, ijma dan Qiyas  . sumber ajaran islam itu dinyatakan oleh Allah SWT dalam Al-Quran Surat An-Nisa;59
‘Hai orang –orang yang beriman , taatilah (kehendak ) Allah , taatilah (kehendak ) Rasulnya – Nya, dan (kehendak ) ulil amri diantara kamu ....”
                     Islam adalah agama yang dijadikan sempurna sebagaimana dalam firman-Nya ( artinya ); ” pada hari ini telah aku sempurnakan agama (islam) untuk kalian , telah aku lengkapkan nikmat-Ku untuk kalian , dan telah aku ridhoi islam sdebagaimana agama kalian .’ [ Qs Al – Ma’idah ayat 3.] Di dalam ajaran islam setelah masa sahabat Rasulullah islam terpecah menjadi 4 madzhab Hanafi , Maliki , syafi’i dan hambali . Yang masing masing telah menentukan dasar penetapan hukum yang satu dengan yang lainnya berbeda dan tidak terbatas pada 4 hal diatas jika menurut sember ajara islam hanya dua yaitu Al Quran dan Hadist, sedangkan Ijma dan Qiyas adalah metode istinbat hukum atau dasar dasar penetapan hukum dan bukan sumber hukum itu sendiri .
           Menurut ayat surat An Nisa ;59  setiap mukmin wajib mengikuti kehendak Allah , kehendak Rasulullah dan kehendak  ‘ penguasa’ atau kalangan mereka sendiri. Kehendak Allah kini terekam dalam Al-Quran , kehendak Rasul terhimpun sekarang dalam Hadis , dan kehendak ‘penguasa  ‘ ulil amri kalangan para ulama . ijtihad termkatub dalam kitab – kitab hasil karya orang yang memenuhi syarat  karena mempunyaai  berupa ilmu pengetahuan (para ulama) hal tersebut diperkuat sabda Rasulullah SAW
“ Aku tinggalkan bagi kalian dua hal yang karenanya kalian tidak akan tersesat selamanya, selama kalian berpegang teguh pada keduanya , yaitu Kitab Allah dan sunnahku. ‘
Pokok pembahahasan
1.Alquran
2. Al Hadist
3. Ijtihad



                                                                                  1


Bab 2
PEMBAHASAN
1.    Al-Quran.
Pendapat para ahli mendefinisikan Al Qur’an:
a.    Dr. Subhi Al Salih mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:
-       “Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah”.
b.    Muhammad Ali ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:
-       "Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas"
            Secara etimologi Alquran berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qiraa’atan, atau qur’anan yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (al-dlammu). Sedangkan secara terminologi (syariat), Alquran adalah Kalam Allah ta’ala atau mu’jizat yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam,yang ditulis dalam mushaf diriwayatkan  secara mutawatir dan membacanya ibadah,dan diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas. Dan menurut para ulama klasik, Alquran sumber agama (juga ajaran) Islam pertama dan utama yang memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama benar dengan yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekah kemudian di Medinah.
Ayat-ayat al-Quran yang diturunkan selama lebih kurang 23 tahun,13 tahun sebelum hijrah hingga 10 tahun setelah hijrah ,dapat dibedakan antara ayat-ayat yang diturunkan ketika Nabi Muhammad masih tinggal di Mekah (sebelum hijrah) dengan ayat yang turun setelah Nabi Muhammad hijrah (pindah) ke Madinah. Ayat-ayat yang tutun ketika Nabi Muhammad masih berdiam di Mekkah di sebut ayat-ayat Makkiyah, sedangkan ayat-ayat yang turun sesudah Nabi Muhammad pindah ke Medinah dinamakan ayat-ayat Madaniyah.
Al-Qur’an menyajikan tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia. Sangat mengaggumkan bukan saja bagi orang mukmin, melainkan juga bagi orang-orang kafir. Al-Qur’an pertama kali diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan (Nuzulul Qur’an). Wahyu yang pertama kali turun tersebut adalah Surat Alaq, ayat 1-5. Al-Qur’an memiliki beberapa nama lain, antara lain adalah :
                                                                               2                                                                                                                      

• Al-Kitab (Buku)
• Al-Furqan (Pembeda benar salah)
• Adz-Dzikr (Pemberi peringatan)
• Al-Mau'idhah (Pelajaran/nasihat)
• Al-Hukm (Peraturan/hukum)
• Al-Hikmah (Kebijaksanaan)
• Asy-Syifa' (Obat/penyembuh) 
2. Struktur dan pembagian Al-Qur'an
a.    Surat, ayat dan ruku'
Al-Qur'an terdiri atas 114 bagian yang dikenal dengan nama surah (surat) dan 6666 ayat. Setiap surat akan terdiri atas beberapa ayat, di mana surat terpanjang dengan 286 ayat adalah surat Al Baqarah dan yang terpendek hanya memiliki 3 ayat yakni surat Al Kautsar, An-Nasr dan Al-‘AÈ™r. Surat-surat yang panjang terbagi lagi atas sub bagian lagi yang disebut ruku' yang membahas tema atau topik tertentu.
b.   Makkiyah dan Madaniyah
Sedangkan menurut tempat diturunkannya, setiap surat dapat dibagi atas surat-surat Makkiyah (surat Mekkah) dan Madaniyah (surat Madinah). Pembagian ini berdasarkan tempat dan waktu penurunan surat dan ayat tertentu di mana surat-surat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah digolongkan surat Makkiyah sedangkan setelahnya tergolong surat Madaniyah.
c.    Juz dan manzil
Dalam skema pembagian lain, Al-Qur'an juga terbagi menjadi 30 bagian dengan panjang sama yang dikenal dengan nama juz. Pembagian ini untuk memudahkan mereka yang ingin menuntaskan bacaan Al-Qur'an dalam 30 hari (satu bulan). Pembagian lain yakni manzil memecah Al-Qur'an menjadi 7 bagian dengan tujuan penyelesaian bacaan dalam 7 hari (satu minggu). Kedua jenis pembagian ini tidak memiliki hubungan dengan pembagian subyek bahasan tertentu.
d.   Menurut ukuran surat
Kemudian dari segi panjang-pendeknya, surat-surat yang ada di dalam Al-Qur’an terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
·       As Sab’uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Yaitu Surat Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisaa’, Al-A’raaf, Al-An’aam, Al Maa-idah dan Yunus
                                                                                3                                                                                                                            
·      Al Miuun (seratus ayat lebih), seperti Hud, Yusuf, Mu'min dan sebagainya
·       Al Matsaani (kurang sedikit dari seratus ayat), seperti Al-Anfaal, Al-Hijr dan sebagainya
·       Al Mufashshal (surat-surat pendek), seperti Adh-Dhuha, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas dan sebagainya
Al-Quran adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad Saw, bahkan terbesar pula dibandingkan mukjizat para nabi sebelumnya. Al-Quran membenarkan Kitab-Kitab sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkan sebelumnya.“Tidak mungkin Al-Quran ini dibuat oleh selain Allah. Akan tetapi ia membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang ditetapkannya. Tidak ada keraguan di dalamnya dari Tuhan semesta alam” (Q.S. 10:37).
“Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Al-Quran itulah yang benar, membenarkan kitab-kitab sebelumnya...” (Q.S. 35:31).
Fungsi Al-Qur’an antara lain adalah:
• Sebagai Furqon (pembeda antara haq dan yang bathil, baik dan buruk)
• Sebagai obat penyakit (jiwa) (QS. 10: 57; 17:82; 41: 44)
• Sebagai pemberi kabar gembira
• Sebagai hidayah atau petunjuk (QS. 2:1, 97, 185; 3: 138; 7: 52, 203, dll)
• Sebagai peringatan
• Sebagai cahaya petunjuk (QS. 42: 52)
• Sebagai pedoman hidup (QS. 45: 20)
Ciri-cirinya adalah :
1.    Ayat-ayat Makiyah pada umumnya pendek-pendek, merupakan 19/30 dari seluruh isi al-Quran, terdiri dari 86 surat, 4.780 ayat. Sedangkan ayat-ayat Madaniyah pada umumnya panjang-panjang, merupakan 11/30 dari seluruh isi al-Quran, terdiri dari 28 surat, 1456 ayat.
2.    Ayat-ayat Makkiyah dimulai dengan kata-kata yaa ayyuhannaas (hai manusia) sedang ayat–ayat Madaniyah dimulai dengan kata-kata yaa ayyuhallaziina aamanu (hai orang-orang yang beriman).
3.    Pada umumnya ayat-ayat Makkiyah berisi tentang tauhid yakni keyakinan pada Kemaha Esaan Allah, hari Kiamat, akhlak dan kisah-kisah umat manusia di masa lalu, sedang ayat-ayat Madaniya memuat soal-soal hukum, keadilan, masyarakat dan sebagainya.
4.    Pokok-pokok kandungan dalam Alquran antara lain :
                                                                                      4
a.    Petunjuk mengenai akidah yang harus diyakini oleh manusia. Petunjuk akidah ini berintikan keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan kepastian adanya hari kebangkitan, perhitungan serta pembalasan kelak.
b.    Petunjuk mengenai syari’ah yaitu jalan yang harus diikuti manusia dalam berhubungan dengan Allah dan dengan sesama insan demi kebahagiaan hidup manusia di dunia ini dan di akhirat kelak.
c.    Petunjuk tentang akhlak, mengenai yang baik dan buruk yang harus diindahkan oleh manusia dalam kehidupan, baik kehidupan individual maupun kehidupan sosial.
d.   Kisah-kisah umat manusia di zaman lampau. Sebagai contoh kisah kaum Allah menghukum mereka dengan mendatangkan banjir besar serta mengganti kebun yang rusak itu dengan kebun lain yang ditumbuhi pohon-pohon yang berbuah pahit rasanya.
e.    Berita tentang zaman yang akan datang. Yakni zaman kehidupan akhir manusia yang disebut kehidupan akhirat. Kehidupan akhirat dimulai dengan peniupan sangkakala (terompet) oleh malaikat Israil. “ Apabila sangkakala pertamaditiupkan, diangkatlah bumi dan gunung-gunung, la- lu keduanya dibenturkan sekali bentur. Pada hari itulah terjadilah kiamat dan terbelahlah langit...”. (Qs al-Haqqah (69) : 13-16. 
3) Keutamaan Al-Qur’an ditegaskan dalam Sabda Rasullullah, antara lain:
1.                  Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya
2.                  Umatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal) Al-Qur’an (HR. Turmuzi)
3.                  Orang-orang yang mahir dengan Al-Qur’an adalah beserta malaikat-malaikat yang suci dan mulia, sedangkan orang membaca Al-Qur’an dan kurang fasih lidahnya berat dan sulit membetulkannya maka baginya dapat dua pahala (HR. Muslim).
4.                  Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah hidangan Allah, maka pelajarilah hidangan Allah tersebut dengan kemampuanmu (HR. Bukhari-Muslim).
5.                  Bacalah Al-Qur’an sebab di hari Kiamat nanti akan datang Al-Qur’an sebagai penolong bagai pembacanya (HR. Turmuzi).
Al-Quran mengandung tiga komponen dasar hukum, sebagai berikut:
1.    Hukum I’tiqadiah, yakni hukum yang mengatur hubungan rohaniah manusia dengan Allah SWT dan hal-hal yang berkaitan dengan akidah/keimanan. Hukum ini tercermin dalam Rukun Iman. Ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin, atau Ilmu Kalam.
2.    Hukum Amaliah, yakni hukum yang mengatur secara lahiriah hubungan manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesama manusia, serta manusia dengan lingkungan sekitar. Hukum
                                                                             5
amaliah ini tercermin dalam Rukun Islam dan disebut hukum syara/syariat. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Fikih.
3.    Hukum Khuluqiah, yakni hukum yang berkaitan dengan perilaku normal manusia dalam kehidupan, baik sebagai makhluk individual atau makhluk sosial. Hukum ini tercermin dalam konsep Ihsan. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Akhlaq atau Tasawuf.
Sedangkan khusus hukum syara dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni:
1.    Hukum ibadah, yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT, misalnya salat, puasa, zakat, dan haji
2.    Hukum muamalat, yaitu hukum yang mengatur manusia dengan sesama manusia dan alam sekitarnya. Termasuk ke dalam hukum muamalat adalah sebagai berikut:
•  Hukum munakahat (pernikahan).
•  Hukum faraid (waris).
•  Hukum jinayat (pidana).
•  Hukum hudud (hukuman).
•  Hukum jual-beli dan perjanjian.
•  Hukum tata Negara/kepemerintahan
2.      AL Hadits  
             Hadits secara bahasa yaitu hadatsa-yuhaditsu-haditsan yang artinya kabar atau sesuatu yang baru. Hadits menurut istilah yaitu segala ucapan, perbuatan dan ketetapan atau persetujuan yang bersumber dari nabi Muhammad saw. Termasuk juga dalam hadits yaitu himmah atau keinginan Nabi Saw. Hadits juga disebut sunnah. Dan Hadits berkedudukan sebagai sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur'an.
Hadits dilihat dari segi materinya dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu;
o   Hadits qauliyah yaitu hadits atas dasar perkataan/ucapan nabi Muhammad Saw.
o   Hadits fi'liyah yaitu hadits atas dasar perbuatan yang dilakukan nabi Muhammad Saw.
o   Hadits taqririyah yaitu hadits atas dasar persetujuan nabi Muhammad Saw. terhadap apa yang dilakukan para sahabatnya.
Adapun jika dilihat dari sedikit banyaknya perawi yang menjadi sumber berita, hadits itu terbagi menjadi dua macam, yaitu hadits mutawatir (diriwayatkan oleh banyak orang dan memiliki banyak sanad) dan hadits ahad (diriwayatkan tidak banyak orang).

Para ulama membagi hadits dalam tiga tingkatan, yaitu;
1.Hadits Shahih, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, dan sempurna ketelitiannya, sanadnya bersambung sampai Rasulullah Saw. dan tidak memiliki cacat (illat)
                                                                          
                                                                                6
2.Hadits Hasan, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, dan tetapi kurang teliti, sanadnya bersambung sampai Rasulullah Saw., tidak memiliki cacat (illat) dan tidak berlawanan dengan orang yang lebih terpercaya.
3.Hadits Dhaif, yaitu hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat hadits shahih, dan juga tidak memenuhi syarat-syarat hadits hasan.
Hadits Ahad dilihat dari jumlah perawinya terbagi menjadi tiga macam:
a.Hadits Mashur, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang rawi atau lebih, dan belum mencapai derajat mutawatir.
b.Hadits Aziz, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh dua orang rawi, walaupun perawi itu dalam satu tingkatan saja.
c.Hadits Gharib, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh satu orang rawi pada tingkatan maupun sanad.
Kedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan fungsi hadits nabi Muhammad Saw. dalm hokum Islam diantaranya sebagai berikut;
1.Sebagai sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur'an.
      Ada beberapa hukum yang tidak disebutkan ataupun dijelaskan dalm Al-Qur'an, kemudian Rasulullah saw. menambahkan hukum tersebut sebagai kaitan dengan hukum di dalam Al-Qur'an. Penambahan itu bias berbentuk penjelasan atau penjabaran dan dalil hukumnya bias bersifat wajib, sunah atau bahkan haram. Sebagai sumber hukum Islam kedua, hukum yang terkandung di dalam hadist juga wajib ditaati sebagaimana mentaati Al-Qur'an. Perhatikan firman Allah SWT berikut ini:
Artinya: "Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya". (QS. Al-Hasyr: 7)
2.Sebagai penguat hukum yang sudah disebutkan dalam Al-Qur'an.
Al-Qur'an dan hadits menjadi sumber hukum Islam yang saling mendukung dan menguatkan. Sebagai contoh, larangan menyekutukan Allah SWT sudah dijelaskan di dalam Al-Qur'an, tetapi dikukuhkan lagi di dalam hadits nabi.
3.Sebagai penafsir atau penjelas hukum dalam Al-Quran.
Ayat-ayat Al-Qur'an yang masih bersifat umum dijelaskan dengan hadits Rasulullah Saw. misalnya, perintah shalat di dalam Al-Qur'an masih bersifat umum, belum ada penjelasan mengenai teknis dan sebagainya. Rasulullah Saw. melalui haditsnya menjelaskan tata cara melaksanakan dan hal-hal teknisnya, sehingga ummatnya tidak mengalami kesulitan untuk melaksanakan perintah tersebut.
4.Hadist menetapkan hukum-hukum yang tidak terdapat dalam Al-Qur'an
Hadits merupakan sumber hukum yang kedua setelah Al-Qur'an, oleh karena itu hadits berkedudukan dan berfungsi menetapkan hukum suatu hal atau perkara yang tidak dijumpai di dalam Al-Qur'an. Sebagai contohnya, keharaman seorang laki-laki menikah dengan bibi istrinya secara bersamaan. Rasulullah bersabda, yang artinya: "dilarang mengumpulkan (mengawini bersama) seorang perempuan dengan saudara perempuan dari ayahnya atau seorang perempuan dengan saudara perempuan dari ibunya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hal ini, Rasulullah Saw merupakan syari' atau berkapasitas sebagai pembuat hukum. Hal ini sebagaimana diterangkan Allah SWT dalam surat An-Najm (53): 3-4.
Macam-macam As-Sunnah:
ditinjau dari bentuknya                                           7                                                                                                                                      
1.  Sunnah qauliyah, yaitu semua perkataan Rasulullah
2.  Sunnah fi’liyah, yaitu semua perbuatan Rasulullah
3.  Sunnah taqririyah, yaitu penetapan dan pengakuan Rasulullah terhadap pernyataan ataupun perbuatan orang lain
4.  Sunnah hammiyah, yaitu sesuatu yang telah direncanakan akan dikerjakan tapi tidak sampai dikerjakan
ditinjau dari segi jumlah orang-orang yang menyampaikannya
1.  Mutawir, yaitu yang diriwayatkan oleh orang banyak
2.  Masyhur, diriwayatkan oleh banyak orang, tetapi tidak sampai (jumlahnya) kepada derajat mutawir
3.  Ahad, yang diriwayatkan oleh satu orang.
Ditinjau dari kualitasnya
1.  Shahih, yaitu hadits yang sehat, benar, dan sah
2.  Hasan, yaitu hadits yang baik, memenuhi syarat shahih, tetapi dari segi hafalan pembawaannya yang kurang baik.
3.  Dhaif, yaitu hadits yang lemah
4.  Maudhu’, yaitu hadits yang palsu.
Ditinjau dari segi diterima atau tidaknya
1.  Maqbul, yang diterima.
2.  Mardud, yang ditolak.

3.      Ijtihad
                         Ijtihad berasal dari kata ijtahada, artinya mencurahkan tenaga, memeras pikiran, berusaha keras, bekerja semaksimal mungkin.
Secara terminologis, Ijtihad adalah berpikir keras untuk menghasilkan pendapat hukum atas suatu masalah yang tidak secara jelas disebutkan dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Pelakunya disebutMujtahid.
Ijtihad merupakan dinamika Islam untuk menjawab tantangan zaman. Ia adalah “semangat rasionalitas Islam” dalam rangka hidup dan kehidupan modern yang kian kompleks permasalahannya.
Banyak masalah baru yang muncul dan tidak pernah ada semasa hayat Nabi Muhammad Saw.  Ijtihad diperlukan untuk merealisasikan ajaran Islam dalam segala situasi dan kondisi.
 
 Jika Ijtihad dilakukan secara bersama-sama atau kolektif, maka hasilnya disebut Ijma’ atau kesepakatan. Ijma’ adalah kesepakatan para ulama tentang suatu perkara, meliputi:
1.      Ijma’ Qauli, yaitu para ulama berijtihad bersama-sama atau sendiri-sendiri tentang suatu masalah lalu memutuskan hukum yang sama.
2.      Ijma’ ‘Amali, yaitu kesepakatan yang tidak diucapkan namun tercermin dalam kesamaan sikap dan pengamalan.
3.      Ijma’ Sukuti, yakni “menyetujui dengan cara mendiamkan”. Ulama tertentu mengetapkan hukum atas suatu perkara dan ulama lain tidak membantahnya.
                                                             
                                                                      8


Salah satu metode ijtihad yang kerap melahirkan Ijma' Ulama adalah Qiyash, yaitu upaya menggali hukum dengan menyamakan kasus tertentu dengan kasus lain yang sudah ada hukumnya dalam sumber asli karena adanya kesamaan alasan tertentu
                  Ijma menurut bahasa artinya sepakat, setuju, atau sependapat. Sedangkan menurut istilah adalah kebulatan pendapat ahli ijtihad umat Nabi Muhammad SAW sesudah beliau wafat pada suatu masa, tentang hukum suatu perkara dengan cara musyawarah. Hasil dari Ijma’ adalah fatwa, yaitu keputusan bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk diikuti seluruh umat.
Contoh Ijma’:
·                     Menjadikan sunnah sebagai salah satu sumber hukum Islam.
·                     Pengumpulan dan pembukuan Al-qur’an sejak pemerintahan Abu Bakar tetapi idenya berasal dari Umar bin Khatab
·                     Penetapan awal ramadhan dan syawal ramadhan berdasarkan rukyah hilal
Qiyas
  Qiyas yaitu berarti mengukur sesuatu dengan yang lain dan menyamakannya. Dengan kata lain Qiyas dapat diartikan pula sebagai suatu upaya untuk membandingkan suatu perkara dengan perkara lain yang mempunyai pokok masalah atau sebab akibat yang sama.
Contoh Qiyas :
·                     Setiap minuman yang memabukan contohnya mensen, sabu-sabu dan lain-lain disamakan dengan khamar, ilatnya  sama-sama memabukan.
·                     Harta anak wajib dikeluarkan zakat disamakan dengan harta dewasa. Menurut syafei karena sama-sama dapat tumbuh dan berkembang, dan dapat menolong fakir miskin.
·                     Mengatakan pada surat Al isra ayat 23 dikatakan bahwa perkataan ‘ah’, ‘cis’, atau ‘hus’ kepada orang tua tidak diperbolehkan karena dianggap meremehkan atau menghina, apalagi sampai memukul karena sama-sama menyakiti hati orang tua





                                                                               9
  Kesimpulan
Mempelajari agama Islam merupakan fardhu ’ain , yakni kewajiban pribadi setiap muslim dan muslimah, sedang mengkaji ajaran Islam terutama yang dikembangkan oleh akal pikiran manusia, diwajibkan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat.
Sumber ajaran agama islam terdiri dari sumber ajaran islam primer dan sekunder. Sumber ajaran agama islam primer terdiri dari al-qur’an dan as-sunnah (hadist), sedangkan sumber ajaran agama islam sekunder adalah ijma  dan qiyas .                                                                                                       
Islam adalah agama rahmatan lil alamin rahmat bagi seluruh alam , semua hukum dan ajarannya menjadikan kita untuk berbuat baik setiap kejadian ada sebab dan akibat yang bisa kita ambil pelajarannya .
Kemudian, mengenai sumber-sumber hukum Islam dapat kita simpulkan bahwa segala sesuatu yang berkenaan dengan ibadah, muamalah, dan lain sebagainya itu berlandaskan Al-qur’an yang merupakan Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara mutawatir dan diturunkan melalui malaikat Jibril dan membacanya di nilai sebagai Ibadah, dan Al-Sunnah sebagai sumber hukum yang kedua yang mempunyai fungsi untuk memperjelas isi kandungan Al-qur’an dan lain sebagainya.

                                                         



















                                                                               10
Daftar pustaka
Drs. Nasruddin Razak, Dienul Islam, Maarif Bandung, 198
H. Djarnawi Hadikukusam, “Ijtihad”, dalam Amrullah Achmad dkk. (Editor), Persepektif Ketegangan Kreatif dalam Islam, PLP2M Yogyakarta, 1985.






















                                                                              

Pengenalan dasar algoritma

Dalam mempelajari Algoritma dan Pemrograman, pertama-pertama yang perlu dipahami adalah konsep-konsep dasar dari baik Algoritma maupun Pem...