Sabtu, 12 Oktober 2019
Penerapan Algoritma Viola Jones Pada Deteksi Wajah
ABSTRAK
Penelitian ini berisikan tentang suatu sistem deteksi wajah pada manusia dengan menggunakan metode ViolaJones. Data yang digunakan pada penelitian ini berupa sampelgambar yang diambil dari internet secara acak
sebanyak 30 citra yang terdiri atas 22 citra manusia dan 8 citra hewan.Dimensi sampel citra berukuran paling
kecil adalah 219x285pixel dan dimensi yang paling besar adalah 1536x2048 pixel. Metode Viola-Jones relatif
mendapatkan hasil yang cepat, akurat, dan efisien dalam melakukan deteksi wajah pada gambar. Metode ViolaJones merupakan algoritma yangpaling banyak digunakan untuk mendeteksi wajah. Metode ini terdiri atas tiga
komponen penting yaitu integral imagedigunakan untuk menentukan ada atau tidaknya fitur Haar tertentu pada
sebuah gambar, metode AdaBoost machinelearning yang digunakan untuk untuk memilih fitur Haar yang
spesifik yang akan digunakan serta untuk mengatur nilaiambangnya (threshold), dan cascade classifier sebagai
pengklasifikasi akhir untuk menentukan daerah wajah padagambar dari metode ini. Urutan filter pada cascade
ditentukan oleh bobot yang diberikan AdaBoost. Filter dengan bobotpaling besar diletakkan pada proses
pertama kali dengan tujuan untuk menghapus daerah gambar bukan wajah secepatmungkin. Dalam penelitian
ini ditampilkan gambar-gambar yang terdeteksi sebagai wajah dan tidak terdeteksi sebagaiwajah. Hasil
penelitian ini mendapatkan nilai akurasi sistem deteksi wajah sebesar 90,9%. Hasil lain yang didapatkanadalah
posisi wajah yang tegak/tidak tegak menentukan keberhasilan deteksi wajah tersebut.
Keywords— Gambar , Wajah, Deteksi wajah, Viola-Jones.
1. Pendahuluan
Secara umum untuk manusia, wajah merupakan
ukuran yang paling mudah dan sederhana untuk
menentukan identitas individu yang satu dengan
yang lainnya.Karena otak manusia mempunyai
keistimewaan dalam hal mengingat dan
membedakan wajah setiap individu yang dilihatnya,
maka manusia mampu untuk membedakan mana
yang dikenal dan mana yang tidak dikenal.Hal inilah
yang melatar belakangi pembuatan suatu system
yang secara automatis mampu membedakan
identitas individu secara akurat berdasarkan
tampilandari wajah individu yang bersangkutan.
Sistem ini dikenal dengan nama face recognition
system. Pada sistem seperti ini citra yang di dapat
umumnya hanya berisi satu wajah dan memiliki latar
belakang seragam dan kondisi pencahayaan yang
telah diatur sebelumnya sehinggadeteksi wajah dapat
dilakukan dengan lebih mudah
Deteksi wajah pada manusia menjadi sangat penting
dalam perkembangan ilmu pengolahan citra
digital.Penelitian tersebut telah banyak dilakukan
dengan kelebihan dan kekurangannya.Dari sebuah
wajah banyak informasi fitur yang dapat dibaca,
misalnya mata, hidung, dan mulut. Karena alasan
ini, maka metode pendeteksian wajah adalah untuk
menentukan ”ya” atau “tidak” adanya wajah dalam
sebuah gambar. Dalam kasus penentuan lokasi
wajah, tujuanya adalah untuk mendeteksi letak
posisi dari fitur wajah manusia misalnya mata,
hidung, dan mulut dengan menggunakan metode
pendeteksian wajah.Pada umumnya pendeteksian
wajah hanya dilakukan dengan satu objek wajah.Di
dalam tugas akhir ini, saya berusaha menyajikan
suatau sistem pendeteksi wajah yang dapat
mendeteksi beberapa wajah secara bersamaan
dengan menggunakan metode viola jones.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deteksi Wajah
Deteksi wajah dapat dipandang sebagai
masalah klasifikasi pola dimana inputnya adalah
citra masukan dan akan ditentukan output yang
berupa label kelas dari citra tersebut. Dalam hal ini
terdapat dua label, yaitu wajah dan non-wajah.
Teknik-teknik pengenalan wajah yang dilakukan
selama ini banyak yang menggunakan asumsi bahwa
data wajah yang tersedia memiliki ukuran yang sama
dan latar belakang yang seragam. Didunia nyata,
asumsi ini tidak selalu berlaku karena wajah dapat
muncul dengan berbagai macam ukuran dan posisi
di dalam citra dan dengan latar belakang yang
bervariasi. Pendeteksian wajah (face detection)
adalah salah satu tahap awal yang sangat penting
sebelum dilakukan proses pengenalan wajah (face
recognition). Bidang –bidang penelitian yang
berkaitan dengan pemrosesan wajah ( face
processing) adalah (S, Nugroho, 2004)
Pengenalan wajah (face recognition) yaitu
membandingkan citra wajah masukan dengan suatu
database wajah dan menemukan wajah yang paling
cocok dengan citra masukan tersebut..Autentikasi
wajah (face authentication) yaitu menguji
keaslian/kesamaan suatu wajah dengan data wajah
yang telah diinputkan sebelumnya.Lokalisasi wajah
(face localization) yaitu pendeteksian wajah namun
dengan asumsi hanya ada satu wajah di dalam
citra.Penjejakan wajah (face tracking) yaitu
memperkirakan lokasi suatu wajah di dalam video
secara real time.Pengenalan ekspresi wajah (facial
expression recognition) untuk mengenali kondisi
emosi manusia.
Tantangan yang dihadapi pada masalah
deteksi wajah disebabkan oleh adanya faktor-faktor
berikut:Posisi wajah. Posisi wajah di dalam citra
dapa tbervariasi karena posisinya bisa tegak,
miring,menoleh, atau dilihat dari
samping.Komponen-komponen pada wajah yang
bisa ada atau tidak ada, misalnya kumis, jenggot,
dan kacamata.Ekspresi wajah. Penampilan wajah
sangat dipengaruhi oleh ekspresi wajah
seseorang,misalnya tersenyum, tertawa, sedih,
berbicara,dan sebagainya. Terhalang objek lain.
Citra wajah dapat terhalangi sebagian oleh objek
atau wajah lain,misalnya pada citra berisi
sekelompok orang. Kondisi pengambilan citra.
Citrayang diperoleh sangat dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti intensitas cahaya ruangan, arah sumber
cahaya,dan karakteristik sensor dan lensa kamera.
2.2Deteksi Wajah Viola-Jones
Prosedur deteksi wajah Viola-Jones
mengklasifikasikan gambar berdasarkan pada nilai
fitur sederhana.Terdapat banyak alasan untuk
menggunakan fitur daripada piksel secara
langsung.Alasan yang paling umum adalah bahwa
fitur dapat digunakan untuk mengkodekan
pengetahuan domain ad-hoc yang sulit dalam
pembelajaran terhadap data latih yang terbatas
jumlahnya.Alasan penting kedua untuk
menggunakan fitur adalah sistem fitur berbasis
operasi jauh lebih cepat daripada sistem berbasis
pixel.Klasifikasi gambar dilakukan berdasarkan nilai
dari sebuah fitur.Penggunaan fitur dilakukan karena
pemrosesan fitur berlangsung lebih cepat
dibandingkan pemrosesan citra perpiksel. Terdapat
tiga jenis fitur berdasarkan jumlah persegi panjang
yang terdapat di dalamnya, seperti yang dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.1Jenis fitur gambar
Pada Gambar 2.1 menggambarkan bahwa fitur (a)
dan (b) terdiri dari dua persegi panjang, sedangkan
fitur (c) terdiri dari tiga persegi panjang dan fitur (d)
empat persegi panjang. Cara menghitung nilai dari
fitur ini adalah mengurangkan nilai piksel pada area
putih dengan piksel pada area hitam. Untuk
mempermudah proses penghitungan nilai fitur,
algoritma Viola-Jones menggunakan sebuah media
berupa Integral Image. Integral Imageadalah sebuah
citra yang nilai tiap pikselnyamerupakan
penjumlahan dari nilai piksel kiri atas hingga kanan
bawah. Contoh integral image dapat dilihat pada
Gambar 2.2 :
Gambar 2.2 Perhitungan integral image
Untuk menentukan nilai rata-rata piksel pada
area segiempat (daerah yang diarsir) dapat dilakukan
hanya dengan membagi nilai pada (x,y) oleh area
segiempat. Gambar 2.3 menggambarkan perhitungan
integral salah satu area segiempat.
Gambar 2.3 Integral image
Dengan menggunakan integral image dapat
mengetahui nilai piksel untuk beberapa segiempat
yang ini misalkan, seperti segiempat D pada
Gambar 2.3 di atas dapat dilakukan dengan cara
menggabungkan jumlah pikselpada area segiempat
A+B+C+D, dikurangi jumlah dalam segiempat
A+B dan A+C, ditambah jumlah piksel di dalam
A. Dengan A+B+C+D adalah nilai dari integral
image pada lokasi 4, A+B adalah nilai pada lokasi
2, A+C adalah nilai pada lokasi 3, dan A pada
lokasi 1. Sehingga hasil dari D dapat
dikomputasikan D = (A+B+C+D)- (A+B)-
(A+C)+A.
Untuk memilih fitur yang spesifik yang
akan digunakan dan untuk mengatur nilai
ambangnya (threshold), Viola dan Jones
menggunakan sebuah metode machine learning
yang disebut AdaBoost. AdaBoost
menggabungkan banyak classifier lemah untuk
membuat sebuah classifier kuat. Lemah disini
berarti urutan filter pada classifier hanya
mendapatkan jawaban benar lebih sedikit. Jika
keseluruhan classifier lemah digabungkan maka
akan menjadi classifier yang lebih kuat. AdaBoost
memilih sejumlah classifier lemah untuk disatukan
dan menambahkan bobot pada setiap classifier,
sehingga akan menjadi classifier yang kuat. ViolaJones menggabungkan beberapa AdaBoost
classifier sebagai rangkaian filter yang cukup
efisien untuk menggolongkan daerah image.
Masing-masing filter adalah satu AdaBoost
classifier terpisah yang terdiri classifier lemah atau
satu filter fitur.
Karakteristik dari algoritma Viola-Jones
adalah adanya klasifikasi bertingkat.Klasifikasi
pada algoritma ini terdiri dari tiga tingkatan
dimana tiap tingkatan mengeluarkan subcitra yang
diyakini bukan wajah.Hal ini dilakukan karena
lebih mudah untuk menilai subcitra tersebut bukan
wajah ketimbang menilai apakah subcitra tersebut
berisi wajah.Gambar 2.4 menggambarkan bentuk
alur kerja dari klasifikasi bertingkat.
Gambar 2.4 Alur klasifikasi bertingkat
Pada klasifikasi tingkat pertama, tiap
subcitra akan diklasifikasi menggunakan satu fitur.
Hasil dari klasifikasi pertama ini berupa T (True)
untuk gambar yang memenuhi fitur Haar tertentu
dan F (False) bila tidak. Klasifikasi ini kira-kira
akan menyisakan 50% subcitra untuk diklasifikasi
di tahap kedua. Hasil dari klasifikasi kedua berupa
T (True) untuk gambar yang memenuhi proses
integral image dan F (False) bila tidak. Seiring
dengan bertambahnya tingkatan klasifikasi, maka
diperlukan syarat yang lebih spesifik sehingga fitur
yang digunakan menjadi lebih banyak. Jumlah
subcitra yang lolos klasifikasi pun akan berkurang
hingga mencapai jumlah sekitar 2%. Hasil dari
klasifikasi terakhir berupa T (True) untuk gambar
yang memenuhi proses AdaBoost dan F (False)
bila tidak.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang digunakan untuk
mendeteksi wajah dengan menggunakan metode
Violajones meliputi studi pustaka, analisis metode,
perancangan sistem, implementasi, pengujian dan
dokumentasi.
Gambar 3.1 Alur Metodologi penelitian
Gambar diatas merupakan alur metodologi
penelitian viola jones dan meliputi beberapa tahapan
sebagai berikut:
3.1 Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan membaca
dan mempelajari buku-buku literature, artikel-artikel
dan jurnal-jurnal yang berhubungan dengan
pendeteksian citra wajah, pembelajaran ini
dilakukan untuk mendapatkan solusi yang bertujuan
untuk mempelajari masalah-masalah yang ada dalam
pendeteksian citra wajah
3.2 Analisis Metode yang Digunakan
Analisis metode yang digunakan dalam
penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian antara
lain :
1. Analisis metode yang digunakan dalam
pemecahan masalah pendeteksian citra wajah.
2. Analisis penggunaan metode Viola Jonesuntuk
melakukan pendeteksian citra wajah.
3.3 Antarmuka (GUI)
Perancangan sistem dilakukan setelah analisis
selesai dilakukan agar perancangan dapat dengan
mudah digunakan.Berikut contoh tampilan
antarmuka yang akan di implementasikan :
Studi Pustaka
Analisis Metode yang
digunakan
Antarmuka
Implementasi
Pengujian
Analisa
Gambar 3.2 Rancangan Perangkat Lunak
Keterangan
1. Ambil Gambar
Adalah fasilitas untuk memasukkan gambar
yang akan dideteksi wajahnya yang ada di
gallery komputer.
2. Gambar asli
Adalah tempat untuk menampilkan sebuah
gambar yang telah di ambil dari tombol insert
3. Proses
Adalah tombol yang digunakan untuk
memproses gambar asli yang telah di inputkan
4. Hasil deteksi
Adalah tempat untuk menempatkan hasil dari proses
deteksi wajah yang di tandai dengan kotak persegi
yang lebih kecil dari pada gambar.
5. Keluar
Adalah tombol untuk keluar dari program
aplikasi deteksi wajah
6. Hasil
Adalah Tempat untuk menampilkan Jumlah
wajah yang terdeteksi dalam sebuah gambar
3.3 Implementasi
Langkah selanjutnya yaitu implementasi yang
berarti proses pelaksanaan pembuatan aplikasi
dimana akan menerapkan metode ke dalam
sistem.Berikut dibawah ini menggambarkan
tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses
pendeteksian wajah menggunakan metode Viola
Jones:
Gambar
Wajah/bukan wajah
Gambar 3.3 Desain Sistem Deteksi Wajah
Berikut ini merupakan penjelasan dari tahapantahapan yang ada dalamProses pendeteksian
wajah pada metode viola jones:
a. Menentukan fitur wajah
Metode Viola Jones menggunakan data
latih dari citra-citra yang kurang tajam
sebagai bagian dari proses
pengklasifikasian citra. Klasifikasi citra
dilakukan berdasarkan nilai dari sebuah
fitur.
b. Citra Integral
Untuk memudahkan proses perhitungan
nilai dari setiap fitur Haar pada setiap
lokasi gambar digunakan teknik yang
disebut citra integral. Secara umum
integral mempunyai makna menambahkan
bobot, bobot merupakan nilai-nilai piksel
yang akan ditambahkan ke dalam gambar
asli
.
c. Algoritma AdaBoost
Algoritma AdaBoost mengkombinasikan
banyak citra-citra yang kurang tajam
(weak classifiers) untuk menjadi citra-citra
yang lebih tajam (strong
classifiers) dengan memberi bobot kepada
citra weak classifiers
d. Menentukan ambang batas
Untuk mencari nilai perbedaan antara nilai
fitur yang telah didapatkan
.
e. Memberikan bobot kepada weak classifier
Menggabungkan banyak classifier yang
lemah untuk membuat classifier yang
lebih kuat. Lemah disini berarti urutan
filter pada classifier hanya mendapatkan
jawaban benar lebih sedikit.
f. Filter nilai citra
Filter pada masing-masing level
mengklarifikasi citra yang sebelumnya
telah di filter. Jika salah satu filter tersebut
gagal, daerah pada citra diklarifikasikan
sebagai bukan wajah
3.4Pengujian
Dalam skenario pengujian aplikasi deteksi wajah
menggunakan metode viola jones terdapat beberapa
langkah sebagai berikut :
a. Data set yang digunakan.
Gambar manusia dengan format file gambar jpeg
dan di ambil secara acak dari internet, rata-rata
wajah menghadap kedepan berjumlah 50 data
gambar dan dalam setiap gambar terdiri dari 1-5
wajah.
B .Segmentasi warna kulit
Dalam proses pendeteksian warna kulit, setiap
piksel digolongkan sebagai “warna kulit”
maupun “bukan warna kulit” dengan membuang
sebanyak mungkin citra yang diindikasikan
sebagai wilayah yang bukan wajah.
c. Segmentasi gambar
Proses segmentasi merupakan proses identifikasi
dan pemisahan gambar wajah yang merupakan
Fitur haar Integral
Machine learning
AdaBost
Cascade
classifier
gambar abu-abu dengan gambar latar. Untuk
memisahkan gambar wajah dengan gambar latar
digunakan teknik thresholding.Teknik
thresholding digunakan untuk memecah bagianbagian gambar yang berupa karakter abjad
dengan karakter grafis. Proses ini biasa disebut
sebagai teknik binerisasi yang mengubah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pengenalan dasar algoritma
Dalam mempelajari Algoritma dan Pemrograman, pertama-pertama yang perlu dipahami adalah konsep-konsep dasar dari baik Algoritma maupun Pem...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar